01.11.20 Wanita benua lain #4

Terdampar di dimensi alternatif seorang wanita, berbadan besar, kulit putih, rambut lurus sebahu, kemungkinan dari asia tapi hidup di barat.

Mempunyai dua sahabat cewek dari barat, badan mereka rata-rata besar, bukan karena fisik suka olahraga. Tipikal wanita-wanita bule pada umumnya. Mereka semua masih single termasuk aku.

Aku punya teman cowok bule juga, rambutnya ikal, dan perawakan dia juga agak gendut, bukan tipikal orang yang suka olahraga, tapi tidak terlalu gendut banget.

Aku berpikir dia akan cocok menjadi pasangan salah satu dari temanku, jadilah aku mencoba mencomblangi mereka berdua, mereka aku ajak ketemuan ke suatu tempat.

Dalam perjalanan di mobil teman cowokku ini, dengan jelas aku tahu arah dan jalannya, tidak begitu ramai, seperti jalanan di daerah pinggiran Amerika tapi bagian mana aku tidak jelas. Jalannya begitu panjang dan banyak rambu-rambu lalu lintas yang malah membuat kita salah jalur berlawanan. Tapi untungnya tidak ada petugas polisi jalan raya. akhirnya kita kembali ke jalan yang jalurnya tidak berlawanan arah. Tibalah kita di tempat yang kita sepakati, kita duduk di sebuah tempat makan, bertiga kita ngobrol-ngobrol. sepertinya dua temanku ini cocok satu sama lain. Aku senang melihat mereka berdua.

Aku berpikiran temanku yang satunya lagi untuk aku perkenalkan dengan temanku cowok yang lain. Temanku yang satu ini agak sulit meski dia ingin sekali mempunyai pasangan. Dia orang yang agak kikuk dengan situasi dan orang. Aku rasa dia akan cocok dengan temanku cowok yang satunya juga. Jadilah kita merencanakan ketemuan dengan temanku cowok di suatu tempat. Karena temanku cewek ini orangnya gugupan dan kikuk, dia mengajakku untuk menemaninya di mobilnya. Sepertinya dia dari keluarga kaya, karena dia memakai supir. Dan kita duduk di kursi belakang berdua, sepanjang perjalanan dia mengeluh dan gugup, dia bercerita tentang keadaannya, mungkinkah cowok itu menyukainya? Apakah dirinya kelihatan baik? Bla bla bla.

Aku menghiburnya dengan kata-kata yang menenangkan, ternyata aku orang yang sabar juga menyenangkan, dari sikap diriku berbicara dan menenangkan temanku selama perjalanan.

Ada satu perkataan yang lucu ketika wanita ini menghibur temannya, "apa aku nanti yang akan menjadi pasanganmu kalo pada akhirnya cowok-cowok tidak melihatmu?"

"Aku akan menunggumu di titik mana kamu menyerah untuk mencari".

Dan dia berkata sambil memeluk erat temannya itu. Temannya mendengarkannya dengan serius dan membalas memeluk dengan erat juga. Seakan menyambut penawaran yang dia berikan.

Tibalah kita di tempat pertemuan. Akhir cerita sepertinya mereka tidak cocok satu sama lain. Dan aku mendengar berita tentang temenku satunya yang mereka sudah jadian. Ternyata mereka juga sering bertengkar dan beda pendapat.

Aku berpikir mereka berempat itu baik-baik saja dan cocok satu sama lain, kenapa semua tidak berjalan seperti yang aku kira. Memikirkan mereka membuatku menjadi ikut stress dan menjadikanku emosi seperti biasanya.

Akhirnya aku mengumpulkan mereka berempat. Dengan langsung pada pokok permasalahannya, aku bilang ke mereka kalo mereka itu baik-baik saja, tinggal menjalani dan membahagiakan satu sama lain. Aku juga menangkap pikiran mereka, pola dan sifat karakter mereka.

Sepertinya temenku yang satunya sejalan dan sepemikiran dengan temen cowokku yang menjadi cowok temenku yang lain. Begitupun sebaliknya dengan temenku yang satunya. Dengan tidak sabaran akupun berkata, ya sudah masing-masing kalian tukar pasangan, karena sepertinya masing-masing kalian sefrekuensi dan cara berpikir kalian sama, bisa saling memahami dan mengerti, tidak seperti sekarang ini. Entah kenapa, teman-temanku ini mengikuti apa yang aku perintahkan dan ternyata akhirnya mereka menjalani hubungan mereka masing-masing dengan bahagia.

Comments

Popular Posts