Di lain sisi

18 Juli 2016
Senin.

Kebahagiaan yang nyata tapi begitu sulit untuk di rasakan. Mencoba untuk berkompromi apa yang nyata seakan ilusi. Dan yang benar benar ilusi begitu nyata di pikiran dan hati. Memutar balik apa yang hati dan pikiran selama ini rasakan.

Begitu sulit sekali.

Dan aku jadi tahu alasan kepalaku migren dan menjadi disnavigasi. Selalu berpikiran berlawanan apa yang di pikiran dan ucapan. Ketika di situasi mengendara di jalan raya, mata dan kepala berpikir untuk belok kanan tapi ucapan berkata kiri. Begitupun sebaliknya. Selama ini hati mencoba untuk berkata sebaliknya dengan pikiran. Tapi selama ini pula pikiran tidak menghiraukan. Sekarang aku tahu apa yang terjadi.

Hari ini adalah hari yang berharga dan sangat membahagiakan, menurut hatiku. Tetapi pikiranku masih saja berpikiran berlawanan.

Itulah mengapa aku harus berkompromi dengan diri sendiri untuk bisa menyamakan apa yang dihati dengan pikiran. Aku harus berani bersikap mana yang baik bukan hanya kesenangan semata. Mencoba setidaknya bertanggung jawab dengan satu tindakan yaitu tetap berjalan pada jalur yang ada di depan sekarang ini. Tidak akan lari lagi dan berpaling seperti sebelumnya.

Kalau tidak sekarang terus kapan?

Setidaknya aku berkompromi untuk kebahagiaan dua orang. Meski tidak bisa membahagiakan banyak orang. Bukankah hidup sudah adil di berbagai sudut? Bukankah hati sudah memberi penjelasan yang selama ini aku tidak menghiraukannya?

Apa yang aku lihat di dia seakan aku melihat diriku sendiri. Seperti sebuah cermin, dia berdiri di depanku begitu juga aku. Ketika aku merasakan bahagia dengan orang lain, dia merasakan kebalikannya. Begitu juga aku, ketika dia berada di waktu kebahagiaannya. Diriku yang di seberang cermin terjatuh bangun dalam berjalan. Dan di saat waktu mengharuskan kita untuk bertemu. Kita saling menatap diri kita di cermin itu. Dan menyadari sesuatu, seakan kita terbangun dari mimpi. Mimpi yang nyata dalam kehidupan. Kita seakan tersadar dan melihat diri kita di cermin satu sama lain. Dan menyadari bahwa apa yang di depan kita adalah nyata.

Kita mencoba mewujudkan hal yang nyata dalam diri kita. Dan hari ini adalah awal dari itu semua.

Semoga jalan ini adalah jalan yang benar.

Comments

Popular Posts