Mendamba hampa

Sekarang ini, di saat ini. Ketika duduk sendiri dan bersandar di sofa warna biru laut.
Pikiran mengembara lepas entah kemana, aku ikuti rasanya, begitu sunyi, sepi. Mungkin ini namanya berkesendirian. Berdesir rasa di dada, rasa rindu masa lalu. Entah masa lalu atau masa yang belum ada. Begitu merana dan sedih. Mendambamu, entah apa, siapa tidak begitu jelas tergambar. Hanya rasanya yang begitu membiru.

Kenapa? Kenapa rasa ini selalu datang dan mengusik ketenangan? Begitu kuikuti alunan rasa yang ngelangut. Membuatku semakin kehilangan berpikir nyata. Ingin rasanya ikut merasuk ke dalam banyangan-bayangan yang terlintas beserta rasa yang menggodaku. Melupakan semua yang ada sekarang. Mengikutimu, entah apa itu, yang terasa menjanjikan.
Dadaku berdetak cepat, denyut di peningku terasa menanarkan mata. Mengapa? Mengapa rasa ini selalu menghantuiku? Menawarkan sesuatu yang tidak aku dapatkan dalam nyataku.

Sampai kapan? Entah sampai kapan semua ini meluluh lantakkan kewarasanku. Meruntuhkan kesadaranku. Sedikit demi sedikit membuatku hilang dalam nyata. Dan tersesat dalam angan-angan yang tak bertuan.

Comments

Popular Posts