Percakapan di hari Jum'at
Sekarang lagi suka berkebun. Membuat teras rumah penuh dengan tanaman di pot gantung dan juga pot di lantai.
Di dalam rumah juga aku taruh bunga dalam pot pot kecil. Di kamar, dapur dan ruang tengah.
Serasa lebih fresh pikiran dan suasana. Apa karena aku ada aktifitas berkebun atau karena pengaruh banyak tanaman-tanamannya ya? Ahaay
Gantungan pot tanaman, aku buat dari slotted angle, besi siku berlubang serba guna yang bisa dibuat untuk apa saja. Semua aku potong sendiri menggunakan gergaji besi manual dan aku rangkai sendiri. Iya aku tahu, kamu pasti tidak bisa membayangkan menggergaji besi siku dengan gergaji manual. Pasti kamu berpikiran, bagaimana bisa memotong besi dengan gergaji secara manual pula?
Iya bisalah, buktinya aku bisa, aku gergaji dengan gergaji besilah, dan dengan tangankulah haha. Suatu kesenangan tersendiri ketika aku bisa membuat kreasi dengan usaha sendiri.
Semua rak kayu yang ada di dalam rumah juga aku yang membuatnya sendiri. Rak buku dan rak untuk televisi juga meja kecil untuk laptop yang aku pakai di tempat tidur juga aku buat sendiri.
Kalau aku ada ruang lebih di rumah mungkin aku akan menjadikan ruang itu khusus "dungeon"ku. Bisa pakai untuk bengkel kerajinan kayuku, tempat melukis, corat coret dan berkreasi. Karena tempat terbatas, bisanya cuma seadanya saja.
Kembali ke tanaman-tanamanku, setiap pagi bangun tidur, aku sempatkan menyapa satu persatu tanaman-tanamanku (gila bukan?). Haha terserah apa kata orang, yang penting happy. Dan bukannya bahagia itu harusnya berasal dari dalam diri sendiri, bukan karena orang lain.
Karena menurutku itulah kebahagian yang sebenarnya.
Anyway, by the way, busway, pagi tadi aku menyempatkan lagi menyapa tanaman-tanamanku, ada satu tanaman bunga melati, sebenarnya dua tanaman melati di pot yang terpisah. Dua-duanya sudah berbunga meski ukurannya masih kecil. Salah satu tanaman bunga melati ini daunnya hampir habis semua, aku pikir di makan tikus, aku sudah mulai marah dan berpikir macam-macam, ini pasti tikus yang kapan hari aku liat jejaknya di samping rumah.
"Awas nanti kalo ketemu, aku caci maki dan teriakin tuh tikus". Tapi yang pasti aku teriak ketakutan dan ngeri lihat ukuran tikus jaman now. Sambil pikiranku kemana-mana menebak persembunyian si tikus, mataku mengamati tanaman melatiku, tampak daun daunnya yang hampir hilang menyisakan tangkai tangkainya saja. Tapi ga sepenuhnya habis, seperti meninggalkan serat serat halus. Kalo misalnya tikus yang memakan, pasti habis semua beserta tangkainya dan merusak seluruh tanaman. Ini masih utuh. Mataku kembali mengamati dan menelusuri jejak gigitan di batang daun yang ada sisa sedikit daunnya yang tampak halus dan rapi. Ini pasti perbuatan ulat! Dan benar diantara daun daun ada bentuk hijau kecil memanjang, warnanya lebih gelap dari daun.
"Ini dia si biang keroknya!", dia menyamarkan diri berdiam diri menjadi alur halus daun. Aku mencungkil ulat itu dengan tangkai kering, tampak ulat itu menggeliat dan mencoba melarikan diri. Haha! dengan cepat aku tarik ulat itu dan langsung berpindah tempat di ujung tangkai kering yang aku pegang. Aku berniat untuk melemparkan jauh di depan rumah, tapi pikiranku yang lain menghentikanku.
"Kasihan ulat ini, dia nanti akam menjadi kupu-kupu, kalo ulat ini mati dia tidak akan melanjutkan metamorfosisnya menjadi kupu-kupu". Langkahku tertahan sambil berpikir lagi, "Terus gimana ini? Kalo aku taruh lagi di tanaman melatiku, tanamanku yang habis dong huhu.."
Aku memang orang yang tidak bisa mengambil keputusan dengan cepat. Selalu berpikir pusing pusing jauh kedepan agar semua bisa sama sama terselamatkan. "Heloo.. Ini tentang tanaman dan ulat". Kembali diriku yang lain membangunkanku dari percakapan yang terjadi dalam diri. Diriku yang lain langsung mengambil langkah dengan memberi saran untuk menaruh ulat itu di pot tanaman lidah buaya.
Kondisi tanaman lidah buaya lebih besar dan tidak memungkinkan kalo habis di makan ulat kecil tadi. Entah itu sebuah pemikiran yang tidak mendasar sekali, aku melihat ke tanaman lidah buaya, kalau tanaman lidah buaya ini bisa bicara dan mempunyai mata, pasti dia akan mengeluarkan suara menggumam melihatku dengan alisnya terangkat satu. "apa salahku?".
Tanpa berpikir panjang lagi, aku taruh si ulat tadi di pot tanaman lidah buaya, yang tempatnya di bawah tanaman melati. Pot tanaman melati aku taruh di atas sebuah meja.
"maaf ya ulat, aku taruh kamu disitu, kamu boleh memakan itu lidah buaya tapi jangan di habiskan".
Waktu menunjukkan pukul 7 pas. Aku bergegas masuk ke dalam rumah berganti baju kerja. Mengeluarkan motorku. Mengunci pintu dan pagar. Dan langsung berangkat.
.....
Di tempat kerja, ketika aku sedang konsentrasi memasukkan data ke komputer, tiba - tiba diriku yang lain berbicara, "emangnya ulat tanaman melati samakah dengan ulat lidah buaya? Apa bisa ulat tanaman melati makan daun lidah buaya?"
Seketika jari jariku berhenti mengetik.
Jum'at.
14 Desember 2018.
Comments
Post a Comment