Kita
Antara kita, mungkin berawal dari
suatu keputusasaan dan patah hati dari belahan rasa kita yang mulai memudar
terhadap kita. Bertemu secara tidak sengaja di saat aku mulai menanyakan hal tidak
pasti. Aku bisa melihat mata kamu memandang sesuatu dari masa lalu, rasa sakit.
Begitu juga aku. kita bicara bukan pada yang kita rasa. Ada rasa kosong
diantara kita.
Entah apa yang membuat kita saling melihat satu sama lain. Mungkin perasaan lelah yang mendorong kita untuk tersenyum dan membuka diri. Kita berjanji untuk saling menjaga, saling membasuh luka dengan senyum.
Suatu ketika kamu berkata, “terlalu banyak janji yang aku ucapkan di masa lalu, dan sampai sekarang aku belum bisa memenuhinya meski telah berpisah”.
“aku ingin mewujudkan semua janji itu kepada mereka yang pernah mengisi hatiku”.
Aku tersenyum dan mencoba mengerti, memahami apa yang telah kamu lalui selama ini. Tidak berani aku bicara tentang janji lain sejak saat itu.
Entah apa yang membuat kita saling melihat satu sama lain. Mungkin perasaan lelah yang mendorong kita untuk tersenyum dan membuka diri. Kita berjanji untuk saling menjaga, saling membasuh luka dengan senyum.
Suatu ketika kamu berkata, “terlalu banyak janji yang aku ucapkan di masa lalu, dan sampai sekarang aku belum bisa memenuhinya meski telah berpisah”.
“aku ingin mewujudkan semua janji itu kepada mereka yang pernah mengisi hatiku”.
Aku tersenyum dan mencoba mengerti, memahami apa yang telah kamu lalui selama ini. Tidak berani aku bicara tentang janji lain sejak saat itu.
Senyum yang kita pupuk setiap
hari menjadikan sebuah warna baru di mata kita berdua. Bejana rasa yang baru
mulai terbentuk. Meski, kita tidak memungkiri tentang masa lalu, terutama kamu.
Sering kamu hilang dalam lamunan dan sendiri, mengenang, membayang dan merasa
tentang masa lalu. Aku mencoba memahami itu semua dengan tertatih – tatih.
Adalah pembelajaran kita berdua
tentang apapun yang datang menerpa langkah kita. Mencoba bergandengan tangan,
atau bahkan berpelukan untuk menerima terpaan yang lebih dan lebih. Hal itu
membuat kita tanpa menyadari menjadi semakin kuat dan memahami satu sama yang lain.
Dan ketika kita melihat kedalam diri kita. Dua bejana rasa saling mengisi dan
melengkapi tanpa kita sadari.
Setiap hari mencoba memperbaruhi
janji dan rasa. Meski angin selalu menerpa tiada henti. Kamu dengan segala
kelebihan dan kekuranganmu, dan juga aku. ada yang tidak bisa kita lihat tapi
rasakan yang tak dapat mereka mengerti atau patahkan.
Kita mencoba membuatnya mudah dan
sederhana, dan jadilah hal itu mudah dan sederhana dalam bejana rasa kita.
Kita menangis, tertawa. Kita
gembira, sedih. Kita bercerita ataupun diam. Kita bertatap mata dan senyuman.
Kita saling mengaitkan jari
kelingking kita dan saling berkata,”berjanjilah kita tidak akan melepas ikatan
jari kelingking kita dan jangan pernah meninggalkan satu sama lain”.
“we bind our little finger and
make promise forever” – october 26th 2012
Comments
Post a Comment